^-Tersenyumlah selagi bisa senyum, dan menangislah agar mengurangi beban yang di rasa. Tapi ingat, dunia berputar, dan kita harus terus melangkah-^

Sepenggal Kisah *Teman Kecilku*

Detik-detik pergantian tahun baru akan dimulai, malam tahun baru 2015. Seperti tahun-tahun yang lalu Via selalu menghabiskan malam tahun barunya dengan menonton tv di kamar, tapi ada hal yang tidak seperti biasa saat itu. Via yang asyik menonton tv, selalu mendengar bisikan dalam hatinya 
"..tunggu lah sebentar, nanti kan lah aku" kalimat tersebut terngiang jelas di telinga Via.
"siapa yang harus ku tunggu? siapa?" tanya Via dalam diam, pikirannya melayang jauh mengingat sosok laki-laki yang ia kenal.
laki-laki itu sudah pindah disebrang pulau sana, apa mungkin ia? pikirannya memutar ke 10 tahun yang lalu. Dimana Via pertama kalinya bertemu laki-laki itu.
Sebelah kompleks Via mengadakan 17 Agustus'an, banyak perlombaan yang diadakan. Ada lomba makan kerupuk, balap karung, sore jam 15.10 Via mengenakan baju singlet warna kuning dengan celana 3/4 menikmati perlombaan tersebut dengan suara lantang cuma hanya mensupport. Dari arah belakang Via, tiba - tiba ada yang menyenggol bahunya. Spontan Via bengong melihat arah yang barusan menyenggolnya, arah tersebut hanya tertawa kecil sambil berlari kecil. Via jadi takut, karena laki-laki itu tidak hanya sekali menyenggol bahunya jadi Via memutuskan pulang ke rumah dengan sepeda mini yang dikayuhnya.
Liburan sekolah tlah tiba, Via sangat senang kegirangan. Ia selalu main sepeda keliling kompleks, di pagi hari, siang maupun sore. Via sangat suka bersepeda apalagi kalo ada temannya yang ikut bersepeda. Via mengitari kompleks rumah berkali kali sampai ia lelah. Di tengah perjalanan, terlihat pohon cermai di pojok kompleks. Via beristirahat sejenak di tempat itu, ia bertemu laki-laki itu lagi, ia menghampiri Via yang tengah duduk di bawah pohon itu.
"hei, ini kan tempatku! ngapain kamu di situ?" tanya laki-laki itu.
"memangnya ini tempat nenek moyang mu apa? ini tempat umum tauu! aku cuma disini bentar kok. oo jadi kamu yang sering ambil cermai sembarangan disini " tukas Via.
"sembarangan!! aku yang ngambil atau nggak kan bukan urusanmu." nyolot jawaban laki-laki itu.
"hei, apa kamu gak punya sopan santun bicara sama cewek!" jawab Via dengan nada tinggi sebelum ia beranjak pergi dari tempat itu.
saat Via melewati laki-laki itu, tangannya tertahan di pegang erat oleh laki-laki itu. Keduanya saling berpandangan, bola mata mereka saling bertatapan cukup lama, tiba-tiba tangan Via di tepisnya meninggalkan Via yang masih mematung disampingnya. Lalu Via pergi mengayuh sepeda meninggalkan tempat itu.
"Aneh.." gumam Via.
Laki-laki itu lalu duduk terdiam menikmati rindangnya pohon cermai, lalu ia memanjat ke pohon agar tak ada yang mengetahuinya. Lamunan laki-laki itu terlintas pada Via, "..ah, masih terasa" sambil tangannya memegangi dada. 
Di perjalanan pulang, Via menggerutu "apa-apaan si dia? seenaknya saja!" kesal sampai rumah, sepeda di letakkan seperti semula lalu pergi ke dapur mengambil piring trus makan siang. Seperti halnya anak-anak seusianya.
Lain dengan laki-laki itu, dia masih menikmati di atas pohon sambil makan cermai sehingga tak terasa sudah menjelang sore, ia pulang ke rumah.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar